Primata Diidentifikasi Sebagai Makhluk Sosial


Para ilmuwan kini mulai bisa memahami asal mula tingkah laku manusia. Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap 200 spesies primata yang dilakukan Universitas Oxford, diketahui bahwa primata berperilaku layaknya makhluk sosial.

Primata merupakan ordo biologi, di bawah kelas Mamalia. Kekhasan dari makhluk primata adalah memiliki lima jari dengan jari kuku yang bukan cakar, dan arah mata yang bersifat stereoskopik atau memandang ke depan, bukan ke samping. Termasuk di dalam ordo primata antara lain manusia, kera, monyet, orang utan, dan gorila.

Dalam studi yang dimuat jurnal ilmiah Nature, ilmuwan Oxford mengetahui proses kehidupan menyendiri (solitary) primata berakhir ketika primata beralih dari makhluk nokturnal (beraktivitas di malam hari), menjadi makhluk yang aktif di siang hari. Alasannya sederhana, kehidupan sosial mulai dilakukan untuk saling melindungi dari para makhluk pemangsa.

Ini berbeda dengan kehidupan komunal serangga atau burung, yang mulai membentuk komunitas sosial saat sang anak tak mau meninggalkan tempat kelahirannya. Karena itu kakaknya ikut membantu membesarkan adiknya yang tak mau meninggalkan sarang.

Dengan penemuan terhadap perilaku primata ini, ahli biologi evolusi menganggap penting proses pembentukan kehidupan sosial primata. Tim merujuk perubahan kehidupan non-sosial ke kehidupan sosial diperkirakan terjadi 52 juta tahun silam, yang terjadi dalam satu langkah: saat berubah dari makhluk malam menjadi makhluk siang.

"Jika Anda makhluk mungil yang aktif di malam hari, strategi terbaik adalah menghindari para pemangsa dengan cara sulit dideteksi," kata pemimpin tim Oxford, Suzanne Shultz, kepada BBC.

"Saat Anda berubah menjadi aktif di siang hari, strategi ini jadi tak efektif. Jadi, alternatif strategi untuk menghindari jadi santapan pemangsa adalah dengan hidup dalam kelompok sosial," jelas Shultz.

Dengan perubahan 'shift' dari malam ke siang ini, Shultz melanjutkan, hewan-hewan yang hidup di masa itu memungkinkan untuk lebih cepat mendapat makanan, berkomunikasi lebih baik, dan berjalan cepat melewati hutan.

Sebelumnya, menurut Shultz, kaitan antara kehidupan sosial dan perubahan shift belum terungkap jauh karena para ahli biologi terlalu memfokuskan penelitiannya terhadap primata dari masa kuno, seperti baboon. Sebab, baboon memiliki karakteristik keterikatan terhadap kelompok betina, dan ini bukan karakteristik umum dari primata.

Bagaimana dengan manusia?

Shultz menjelaskan, komunitas manusia sepertinya berbeda dengan primata lain, yang kemudian membentuk karakteristik tersendiri. Berbagai karakteristik ini pun berbeda, sesuai dengan kebudayaan yang dikenal.

"Di komunitas manusia, kita mengenal polygeny (berasal dari moyang yang berbeda), kita mengenal monogami. Di suatu tempat, kita mengenal ada yang pihak perempuan yang dipisahkan dari kelompoknya saat dilahirkan, ada juga pihak laki-laki yang dipisahkan setelah lahir," tutur Shultz.

Komentar

Postingan Populer